Pengalaman Pertama Mengelola Jurnal

Menjadi seorang dosen dambaan saya semenjak saya masih duduk di jenjang S1 semester 3, entah kenapa cita-cita itu terbesit setelah saya mendengarkan motivasi dari salah seorang dosen saya yang waktu itu mengampu mata kuliah psikologi pendidikan. Motivasi yang diberikan menggugah saya ingin sekali menjadi seorang dosen seperti beliau. Alhamdulillah, cita-cita tersebut sekarang sudah terwujud, saya menjadi dosen di salah satu perguruan tinggi negeri di Jawa Tengah dengan mengampu mata kuliah kependidikan. Saya tergolong masih sangat baru mengajar di perguruan tinggi, karena ini merupakan pertama kali saya mengajar. Walaupun sudah berpredikat sebagai dosen, masih sangat banyak hal yang harus saya pelajari untuk mengembangkan diri. Dari membuat penelitian, pengabdian, buku ajar, melatih kemampuan menjadi presentator di berbagai konferensi, harus punya publikasi ilmiah di jurnal yang sudah terindeks.

Ternyata tidak hanya itu saja, seorang dosen juga harus mempunyai tugas  penunjang  seperti  menjadi  Pembina  UKM,  anggota  senat,  pembimbing PPL/PKL, pembimbing bakti sosial yang diselenggarakan setiap tahun, panitia wisuda atau panitia kegiatan fakultas, dan juga khususnya menjadi pengelola jurnal. Ya, menjadi pengelola jurnal merupakan hal yang sangat baru bagi saya. Kebetulan di fakultas tempat saya mengajar sudah ada  dua  jurnal senior  yaitu  jurnal  bahasa, sastra  Indonesia,  dan pengajarannnya, serta jurnal bahasa, sastra Inggris dan pengajarannya, dimana kedua pengelola tersebut pun berstatus dosen.

Pertengahan bulan Juli 2017, Wakil Dekan I Bidang Akademik meng- arahkan untuk menambah jurnal lagi, karena fakultas kami bertambah satu prodi lagi yaitu prodi Pendidikan IPA, bersamaan dengan itu, Wakil Dekan I Bidang Akademik pun juga menginginkan ada jurnal yang mewadahi tentang penelitian atau kajian literatur di bidang kependidikan dan pembelajaran atau jurnal kependidikan. Dari munculnya keberadaan jurnal kependidikan yang merupakan jurnal sangat baru di fakultas kami, saya dipercaya untuk membantu mengelola jurnal tersebut. Sebenarnya banyak jurnal yang masih tergolong sangat baru yang ada di universitas kami, hal ini karena dorongan pihak universitas agar dapat memperkaya publikasi ilmiah dan mempunyai wadah bagi penulis internal dan eksternal untuk mempublikasikan artikel yang dimiliki.

Universitas kami pernah menyelenggarakan workshop mengenai pengelolaan jurnal dengan OJS, workshop ini bertujuan untuk membenahi jurnal yang sudah ada sebelumnya di universitas kami dan dikhususkan bagi jurnal yang masih sangat baru. Luaran dari workshop ini adalah nantinya akan ada launching jurnal-jurnal baru di universitas kami yang dibuktikan dengan terbitan pertama, termasuk jurnal kependidikan yang saya kelola. Di dalam workshop diberi kesempatan untuk konsultasi mengenai judul jurnal yang akan dipakai, lingkup keilmuan jurnal, pengelolaan jurnal menggunakan OJS. Para pengelola jurnal baru harus menguras tenaga dan pikiran agar dapat mewujudkannya. Satu hari satu malam tidaklah cukup mengupas semua sisi-sisi dari jurnal terlebih lagi kami tergolong sangat baru untuk pengelolaan jurnal. Kebetulan waktu itu, mendatangkan pembicara dari luar.

Jujur, pemahaman dan pengalaman di bidang pengelolaan jurnal masih sangat minim. Bagaimana setelah artikel penulis masuk ke OJS, proses ke reviewer, dan proses publikasi. Hal ini membuat saya untuk belajar dan bekerja lebih keras agar jurnal kependidikan yang saya kelola sudah bisa memanfaatkan OJS dengan maksimal dan dapat terbit tepat waktu. Di tengah-tengah harus menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan kegiatan penunjang lainnya dengan maksimal, harus dituntut untuk mengelola jurnal dengan berbekal pemahaman dan pengalaman yang masih sangat minim, terlebih memiliki ada rekan kerja yang sama-sama dipercaya mengelola jurnal tetapi belum bisa diajak kerjasama dalam jurnal kependidikan ini, masih ada keegoisan yang muncul. Hal ini benar-benar menguras pikiran, tenaga, dan hati saya dalam bidang pengelolaan jurnal. Saya rasanya ingin menyerah mengelola jurnal kependidikan ini, karena dituntut waktu itu harus bisa menerbitkan edisi pertama yang nantinya akan di launching bersama-sama baik jurnal yang ada terlebih dahulu dengan jurnal baru. Tetapi mencoba berpikir jernih kembali, bahwa ada kepercayaan yang saya emban agar bisa mengelola jurnal kependidikan ini, dari pikiran itu, saya bersama tim redaksi jurnal kependidikan terus berusaha menerbitkan dengan maksimal terbitan

pertama jurnal kependidikan. Tanya kepada para senior yang lebih dulu mengelola jurnal, tanya OJS ke pihak yang lebih menguasai di universitas kami, mencari penulis, mencari reviewer, dan alhamdulillah terbitan pertama jurnal kependidikan pada bulan Oktober 2017 berjalan lancar.

Banyak pelajaran yang saya ambil dari jatuh bangunnya menerbitkan jurnal kependidikan untuk terbitan pertama. Ditengah-tengah melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, juga harus bisa menjadi pengelola jurnal yang tahan banting, karena sebagai pengelola jurnal tidak hanya sebentar saja kurun waktunya, yaitu satu bulan, dua bulan, atau hanya tiga bulan saja. Tetapi menjadi pengelola jurnal akan berjalan sampai seterus- nya. Sehingga, mengelola jurnal harus butuh tim redaksi yang memiliki komitmen tinggi karena tidak hanya membawa nama baik institusi secara internal tetapi juga secara eksternal karena disana kita berhubungan dengan reviewer yang tidak sedikit dari luar dan para penulis yang mengirimkan artikel. Tanggung jawab yang tinggi, dan mau belajar pantang menyerah serta tidak kenal malu untuk bertanya, karena dengan bertanya apa yang kita belum paham, memberikan kelancaran pada proses penerbitan. Dari pengalaman pertama saya mengelola jurnal sampai berhasil menerbitkan yang perdana, saya semakin penasaran tentang jurnal, semakin semangat dalam mengelola jurnal meski masih banyak yang harus saya pelajari. Saya bertekad saya harus terus belajar dan belajar bersama tim redaksi untuk menjadikan jurnal kami semakin lebih baik pada setiap terbitannya. Harapan saya bergabung di RJI agar bisa mendapatkan ilmu baru bagi saya mengenai pengelolaan jurnal untuk perbaikan jurnal kependidikan di fakultas kami, bisa sharing dengan teman-teman yang jauh lebih senior mengenai jurnal dan permasalahannya.

 

Share:

On Key

Most Popular Posts

Integrasi AI dan Strategi Indeksasi Global

SAMARINDA – Relawan Jurnal Indonesia (RJI) kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pengelolaan jurnal di Indonesia dengan menggandeng Universitas Widya Gama Mahakam (UWGM) Samarinda. Mereka

Секса Видео

xxxx

Секса Видео

pornos

geiltubexxx

C99 Shell

xxx gou

xxxx

bfxxx

xxxwww

POSKOBETPOSTOTO787SUNDA787SUNDA787ASIABET777ASIABET777KAWAHTOTOKAWAHTOTOEMAS787EMAS787POSKOBETPOSKOBETPOSKOBET

PENGUMUMAN

Kebijakan Baru Brand dan Logo Relawan Jurnal Indonesia

Kami mengingatkan kepada seluruh pihak bahwa penggunaan logo Relawan Jurnal Indonesia (RJI) wajib mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan dalam Brand Guidelines . Penggunaan logo di luar ketentuan yang berlaku dapat mengakibatkan tindakan hukum atau sanksi dari pihak berwenang.

Relawan Jurnal Indonesia tidak bertanggung jawab atas segala tindakan atau kebijakan yang diambil oleh jurnal atau organisasi yang menggunakan logo kami tanpa izin atau di luar ketentuan yang berlaku. Untuk melihat daftar organisasi resmi yang bekerjasama dengan RJI, Anda dapat mengunjungi laman berikut Organisasi Resmi