ID. 061-26022018-104629-045-04
Mengelola jurnal tidak selamanya mulus dan sebagaimana diharapkan. Ada banyak hal yang menjadi dinamika dalam pengelolaan jurnal. Pertama adalah terkait pengajuan ISSN dan e-ISSN. Pada awalnya, pengelola jurnal mengisi formulir aplikasi pada website ISSN. Setelah semua proses berjalan, terbitlah ISSN beserta e-ISSN. Selang beberapa lama (kurang dari 1 tahun), pengelola menyadari dan menemukan terdapat perbedaan penamaan antara terbitan cetak dan daring (online). Hal tersebut dikarenakan kesalahan ketik yang terjadi ketika pengisian formulir di website. Yang disayangkannya, tidak adanya pengecekkan ulang dari pihak ISSN terkait penamaan terbitan mengingat tidak dapatnya dirubah pada halaman website. Padahal surat yang ditulis sebagai pengajuan permohonan penerbitan ISSN sudah benar.
Ketika pengelola mengetahui perbedaan nama tersebut, pengelola berusaha menghubungi bagian ISSN melalui email dan pesan langsung. Dan sampai saat ini belum ada tanggapan sama sekali. Permasalahan ini harus segera diselesaikan terkait akreditasi dan status penerbitan edisi berikutnya. Hal ini disadari pengelola terkait banyaknya permintaan yang harus ditangani dari sedikit tim yang mengerjakan. Alangkah baiknya jika ada penambahan tenaga atau pengelompokkan prioritas permasalahan agar jika ada masalah yang penting dapat segera diatasi. Lebih bagus lagi jika RJI membantu atau memfasilitasi para anggotanya dalam melakukan pengurusan ISSN ini baik dari pengajuan atau perubahan data.
Permasalahan lain adalah terkait proses masuknya artikel sampai diterbitkan. Tidak jarang penulis melakukan pengiriman di saat-saat terakhir bahkan melewati waktu pengiriman. Sedangkan untuk jurnal- jurnal baru yang belum bereputasi masih kekurangan artikel yang masuk. Jadi pengelola jurnal selalu menerima artikel yang masuk. Untuk menjaga proses pengelolaan jurnal, pengelola sebagai editor segera melakukan pengecekkan artikel yang masuk dari berbagai aspek. Ketika editor mengembalikan untuk segera direvisi kembali, penulis tidak menghiraukan- nya, dan akhirnya editor lah yang melakukan revisi atas tulisan tersebut. Setelah itu, editor mengirimkan ke reviewer.
Permasalahan baru muncul di reviewer, terkait kesibukan reviewer yang terlampau banyak menyebabkan lambatnya artikel di-review. Setelah di-review pun, penulis sebagian besar tidak menghiraukan hasil review sehingga dibiarkan saja oleh penulis dan editor kembali melakukan revisi dengan sendirinya walaupun minim. Dari proses yang ada berdampak beberapa hal, pertama terlambatnya penerbitan, kedua penulis memaksa untuk mengeluarkan LoA tetapi dengan kondisi “asal kirim”, dan artikel yang dipublikasikan menjadi kurang berbobot. Hal tersebut dapat ditangani dengan pendidikan dan kesadaran dari calon penulis agar tidak “asal kirim” dan tidak menganggap jurnal-jurnal baru itu yang butuh artikel.
Selain itu, pengelola jurnal yang secara sepihak dipilih oleh atasan dan tidak dapat menolak permintaan tersebut. Berhubung penulis sebagai satu-satunya orang yang memiliki sedikit pengalaman dan pengetahuan tentang pengelolaan jurnal secara online, semua kegiatan dilakukan oleh penulis saja. Hal ini menyebabkan kurang telitinya penulis melakukan input data sesuai permasalahan pertama. Selain itu, pengelola jurnal diharuskan melakukan pelaporan penggunaan anggaran yang menurut saya itu sangat sulit dan di luar kemampuan pengelola yang hanya memiliki dasar bidang teknik. Hal ini sebaiknya pengelola jurnal, dalam hal ini dosen tidak perlu dipusingkan dengan permasalahan terkait laporan keuangan dengan adanya staf khusus untuk mengelola laporan keuangan. Selain itu juga harus diadakan pemerataan kemampuan pada semua tim pengelola jurnal.