ID. 086-27022018-010602-067-02
Pertama kali ketika bertanya, sebenarnya jurnal yang dikategorikan jurnal nasional dan internasional itu seperti apa sih? Kemudian syarat minimal untuk mengklaim bahwa jurnal itu dikatakan nasional dan internasional adalah apa saja? Hal inilah yang menjadi pertanyan ketika pertama kali ingin belajar mengelola jurnal. Berbagai macam cara mencari referensi untuk mencari jawaban itu, ternyata jawaban itu muncul meskipun sedikit terjawab yaitu di pedoman PAK jabatan fungsional dosen. Semakin banyak mencari sumber, semakin banyak juga informasi yang didapatkan sehingga sudah sedikit berani untuk mengelola jurnal secara profesional, termasuk salah satu sumber itu adalah dari Relawan Jurnal Indonesia (RJI).
Mengelola jurnal itu gampang-gampang susah. Gampang artinya apa bila memiliki basic IT maka sistem pengelolaan jurnal melaui OJS dengan sedikit belajar akan cepat bisa menyesuaikan. Akan tetapi hal yang paling susah dan utama adalah bagaiamana mengelola jurnal itu sendiri. Pengelolaan dari mulai konfigurasi OJS harus sesuai dengan standar jurnal terakreditasi, ataupun standar indeksi internasional seperti DOAJ maupun Scopus. Berikutnya adalah proses penerimaan makalah yang masuk serta proses review yang sedikit gampang-gampang susah, meskipun kita sudah menetapkan bahwa tulisan isi makalah adalah sesuai dengan standar template yang sudah ditentukan, terkadang tetap saja banyak penulis yang submit makalah dengan berbeda template dan terkadang setelah dilakukan proses review kemudian dinyatakan diterima, tetap saja hasil revisi makalah tersebut menggunakan bukan template yang semestinya, ini yang menjadi masalah, ya… masalah untuk editor pada saat editing camera ready makalah untuk siap dipublish baik itu online maupun cetak.
Hal lain menjadi kendala adalah dari internal institusi sendiri, terkadang karena konsekuensi jabatan karena merasa bahwa pengelola jurnal itu adalah bawahannya maka terkadang mengatur-atur pola manajemen jurnal, padahal kita tahu bahwa arahan yang diberikan tidak sesuai dengan semestinya, tetap saja memaksakan arahan tersebut dengan berbagai cara.
Hmmm… kalau saya sih peduli amat, yang terpenting kita punya alasan kenapa mempertahankan pola pengelolaan jurnal tersebut, toh… setelah dikelola dengan baik pelan-pelan jurnal yang dikelola semakin baik pengelolaannya meskipun terdapat masih banyak kekurangan. Ada yang bilang, “Apabila kita ingin membertahukan caranya berenang, maka kita harus berenang terlebih dahulu dan berpengalaman berenang, bukan mengajarkan berenang tetapi dia sendiri tidak pernah berenang dan tidak bisa berenang”, mungkin itulah faktor internal yang pasti setiap pengelola mungkin pernah mengalaminya.
Mengelola jurnal itu asyik..!!, menurut saya itu mah…! He..!, karena dengan kegiatan itu semakin banyak belajar dan belajar selain belajar banyak menulis disisi lain kita mengetahui kualitas standar penelitin yang berkontribusi itu seperti apa. Jadi…. Asyiknya meneliti itu sama asyiknya dengan mengelola penerbitan jurnal. Tetapi niatkan saja ibadah, toh ilmu itu tidak berat dibawanya, semakin banyak beramal maka itu adalah keasyikan dalam mengelola jurnal.
Salam relawan jurnal….!