Tidak (Ada yang) Susah Selama Mau Belajar

ID. 067-26022018-151927-050-01


Bagi saya, kalimat ini yang paling pas. Faktor ‘u’ adalah pernyataan yang sering muncul dari peserta ketika kami sedang memberikan edukasi tentang cara submit naskah ke OJS. Meski tidak semua, namun para penulis seniorlah (baca=sepuh) yang kadang tidak memberikan teladan. Pada umumnya, para sesepuh ini inginnya serba cepat, tidak mau bertele-tele, dan gratis. Saat seperti inilah yang kadang membuat saya merasa sedih. Padahal usia bukanlah halangan bagi setiap orang untuk maju. Usia adalah anugerah yang harus disyukuri dengan cara beraktivitas positif. Terlebih lagi bagi dosen yang memiliki tanggung jawab Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kewajiban untuk selalu menulis adalah tuntutan yang tidak bisa dihindari. Bahwa medianya agak berbeda, ini adalah konsekuensi perkembangan ilmu pengetahuan yang terus bergulir. Jika tidak diantisipasi dengan terus belajar, maka sudah dapat dipastikan akan tertinggal jauh. Jangan dulu membandingkan pendidikan dengan Singapura atau Jepang. Dengan universitas kompetitor, bisa jadi kita kalah jauh.

Tanda tanya besar bagi para pengeluh. Sudah sejauh mana internalisasi nilai-nilai perjuangan yang selalu disampaikan kepada mahasiswa? Bahwa kita tidak boleh mengeluh. Kita tidak boleh kalah. Kita harus terus berusaha untuk menjadi bangsa yang maju dan membanggakan. Se- mentara untuk submit naskah pada OJS yang dimiliki fakultas saja, kedodoran. Apriori. Bahkan cenderung meremehkan. Tentu paradoks dengan kenyataan. Satu sisi meminta mahasiswa untuk terus berjuang, di sisi lain tidak mau menulis dan mengirimkan artikel. Teringat pepatah lama, lebih baik terlambat daripada tidak pernah belajar sama sekali. Lebih baik berbuat dan salah daripada tidak pernah bergerak untuk belajar. Saya yakin ungkapan ini sering didengar dan digaungkan. Apalagi para senior termasuk orang-orang yang terlebih dahulu lahir daripada kami. Sudah bukan saatnya mengeluh dan ‘resisten’ terhadap perubahan. Jika perkembangan seperti ini saja mereka sudah rapuh, apatah lagi dengan perkembangan IPTEK lima hingga sepuluh tahun ke depan. Tidak dapat dibayangkan, betapa sangat jauhnya kita tertinggal.

Sudah saatnya maju, bergerak bersama untuk perubahan yang lebih baik lagi. Tua muda memiliki kewajiban untuk belajar. Terlebih orang- orang yang berada dalam dunia pendidikan. Terus belajar adalah keniscayaan. Menulis dan submit di OJS adalah keniscayaan. Kita tidak bisa mundur dengan mesin tik dan amplop cokelat berperangko kemudian ke kantor pos. Maju! Menatap jalan mulus kemajuan bangsa yang dimulai dari dunia pendidikan. Mari kita berlari untuk perubahan. Meski harus tergopoh-gopoh terlebih dahulu. Sedikit demi sedikit, yang penting maju dan melangkah. Tidak ada yang sulit selama kita mau belajar. Tidak ada benang kusut selama kita mau mengurainya dengan sabar dan ikhlas. Maju terus dunia jurnal kita. Panjang umurlah para pengelola jurnal.

*Penulis adalah peserta TOT Relawan Jurnal Indonesia

Share:

On Key

Most Popular Posts