Relawan Jurnal Indonesia (RJI) Korda Maluku Pelopori Kebangkitan Jurnal Ilmiah di Maluku

Bertempat di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pattimura Ambon digelar pelantikan pengurus dan workshop online journal system  bagi para pengelola jurnal Se Maluku yang dimotori oleh Relawan Jurnal Indonesia (RJI) Korda Maluku. Kegiatan diikuti oleh 100 orang peserta dari 7 perguruan tinggi di Maluku yaitu UNPATTI, UNIDAR, UKIM, POLTEKNAM, STAKPN, IAIN, STIA TRINITAS  dan kantor Bahasa Maluku Kamis 10 – Jumat 11 Agustus 2017. Dalam kegiatan ini dilakukan penandatanganan MoU pasca pelantikan pengurus RJI Korda Maluku. Menurut Ketua Panitia, Dr Fransina Latumahina, S.Hut.MP staf dosen fakultas Pertanian Unpatti bahwa RJI memang belum banyak dikenal secara luas di Indonesia termasuk kalangan akademisi di Maluku namun RJI Korda Maluku tetap berupaya untuk menyemangati para pengelola jurnal di kampus – kampus di Maluku.

Ketua umum RJI, Andri Kesmawan mengatakan, “ RJI hadir atas inisiatif pengelola jurnal di Yogyakarta dan di daerah-daerah lainnya seperti, Bandung, Makasar, Sumatera Selatan, Jawa Timur dan daerah-daerah lainnya. Namanya juga relawan, bersepakat bersama-sama dengan sukarela memberikan sumbangsih pemikiran, tenaga dan materi terkait pengelolaan jurnal elektronik kepada pengelola jurnal lain di perguruan tinggi maupun institusi lainnya di seluruh Indonesia, ujar Kesamawan.

Sementara itu, ketua RJI Maluku, Prof Dr Ir. Agus Kastanya mengatakan, visi utama RJI Maluku adalah Membantu pengelola jurnal mewujudkan pengelolaan jurnal ilmiah secara elektronik yang berkualitas dan bereputasi di kancah nasional tanpa membeda-bedakan dan tanpa mengkotak-kotakkan.

Peserta Workshop OJS sebanyak 50 terdiri dari berbagai perguruan tinggi di Ambon yang mempunyai minat yang besar dalam upaya pengembangan publikasi ilmiah melalui OJS seiring dengan berkembangnya teknologi informasi. Pelatihan dibawakan oleh pengurus pusat RJI masing – masing ketua UMUM RJI, Andri Kesmawan dan M. Tanzil dari  Korda Jawa Timur. Selain itu untuk menjangkau keseluruhan perguruan tinggi di Maluku juga telah dilantik pengurus RJI Maluku sebanyak  35 orang yang diketuai oleh Prof.Dr.Ir Agustinus Kastanya yang membawahi 3 devisi yaitu: Devisi Teknologi dan Informasi, Devisi Tatakelola Jurnal Elektronik dan Devisi Akreditasi Jurnal. Pembentukan pengurus RJI Maluku didorong oleh adanya kepentingan yang mendesak agar jurnal-jurnal di Maluku dapat eksis mempublikasikan hasil-hasil riset melalui OJS. Materi yang diberikan pada workshop ini a.l. teori dan praktek instalasi dan setup Open Journal System, manajemen penerbitan jurnal, tips keamanan sistem jurnal, indeksisasi jurnal dan impact factor jurnal yang akan sangat bermanfaat dalam memulai pengelolaan dengan OJS. Peran RJI Maluku nantinya akan mendampingi setiap perguruan tinggi Maluku yang akan mengelola jurnal secara online sampai dapat berkembang secara berkelanjutan dan teristimewa sampai mendapatkan akreditasi dari Kemristekdikti. Oleh sebab itu acara Workshop OJS dan pelantikan pengurus RJI Maluku ini sebagai langkah awal untuk memulai kegiatan dalam mendorong  berbagai jurnal di Maluku agar dapat dipublikasikan secara online.

Berdasarkan data Scimago Journal and Country Rank 2015 Indonesia ternyata berada di rangking 49 dengan jumlah 6.280  publikasi jurnal ilmiah, jumlah ini masih kalah jika dibangdingkan dengan negara tetangga, Thailand (41), Singapura (31), dan Malaysia  diposisi 23 dengan 23.414 publikasi. Berdasarkan data diatas, maka pemerintah Indonesia berencana untuk meningkatkan posisi tersebut agar lebih baik, hal ini terlihat dari keputusan Dirjen Dikti dalam surat edaran No. 152/ E/ T/ 2012. Diungkapkan pada saat ini jurnal karya ilmiah dari Perguruan Tinggi Indonesia hanya sekitar sepertujuh dibandingkan karya ilmiah Perguruan Tinggi Malaysia. Berdasarkan surat edaran tersebut, ditetapkan bahwa mulai Agustus 2012 diberlakukan syarat kelulusan yaitu, untuk program Sarjana diberlakukan penerbitan makalah di jurnal Universitas, untuk program Magister diberlakukan penerbitan makalah di jurnal ilmiah nasional terakreditasi, sedangkan untuk program Doktor diberlakukan penerbitan makalah di majalah internasional. Selain itu untuk pertimbangan kenaikan pangkat dosen dipersyaratkan  juga publikasi di jurnal khususnya jurnal nasional yang terakreditasi, jurnal internasional maupun jurnal internasional bereputasi. Disisi lain

saat ini pemerintah telah menerapkan kebijakan mulai April 2016 dan seterusnya akreditasi jurnal dilakukan secara online melalui sistem ARJUNA, dan mengingat masih banyak dijumpai pengelola jurnal yang belum familiar terhadap pengelolaan jurnal elektronik maka perlunya ada akselerasi pengelolaan jurnalnya yang dikelola secara manual/ cetak menuju pengelolaan jurnal secara elektronik.

 Menanggapi hal tersebut, tentu ada pihak yang “Pro dan Kontra”, terutama dari kalangan mahasiswa itu sendiri. Dimata masyarakat, mahasiswa menjadi ikon dan dipercaya dalam menentukan kebijakan, itu artinya mahasiswa sebagai agen yang “multiple intelegence”. Namun, sangat disayangkan apabila kemampuan tersebut tidak diasah secara maksimal, terutama dalam dunia kepenulisan ilmiah. Apalagi sekarang setiap Universitas dituntut mahasiswanya untuk membuat dan mempublikasikan Jurnal Ilmiah. Organisasi kemahasiswaan juga ikut serta dalam mensosialisasikannya dan termasuklah menyelenggarakannya walaupun belum maksimal. Untuk kalangan dosen sendiri tidak ada pilihan lain lagi kalau ingin kenaikan pangkat ya harus mempublikasikan hasil-hasil risetnya. Jadi didorong agar dosen memiliki potensi untuk publikasi hasil risetnya dan juga publikasi lainnya melalui pembuatan buku teks maupun buku ajar, ini untuk mengubah pola pikir dosen yang hanya berkutat dalam memberi kuliah semata dan lupa untuk meneliti dan mempublikasikan hasil risetnya. Mengingat di Maluku belum tersedia data secara akurat jurnal-jurnal yang dihasilkan oleh Universitas maupun lembaga penelitian dan pada umumnya pengelolaan jurnalnya masih tradisional melalui cetak (hardcopy) maka perlu didorong maju pada pengelolaan jurnal secara online. Oleh sebab itu RJI Maluku dengan ke 3 devisi yang ada akan bersinergi dengan universitas dan lembaga penelitian di Maluku untuk pengembangan jurnal secara online supaya mampu mengejar ketertinggalannya baik di tingkat nasional maupun  internasional.

Share:

On Key

Most Popular Posts