Refleksi dalam Pengelolaan Jurnal

ID. 100-03032018-201605-076-02


Saat ini saya tercatat sebagai mahasiswa aktif di Pascasarjana sebuah Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri di Makassar. Di tahun 2015, saya menyelesaikan Strata 1 di perguruan tinggi Muhammadiyah di Makassar dan di sinilah saya diberikan amanah sebagai penanggung jawab Jurnal Tarbawi, sebuah jurnal bidang Pendidikan Agama Islam. Saya sangat sadar dengan kualitas yang saya miliki tentang seluk beluk jurnal baik dari segi publikasi, penyusunan dan lain-lain dapat dikatakan termasuk orang yang perlu belajar banyak, sehingga hal yang saya lakukan dengan belajar secara otodidak di internet dan banyak bertanya kepada dosen-dosen yang paham tentang jurnal.

Kemampuan yang serba terbatas, membuat diri ini terus berpacu untuk mengetahui lebih mendalam tentang dunia jurnal. Sebagai langkah awal, saya mengunduh dan mempelajari beberapa jurnal yang sudah terpublikasi sebagai bahan rujukan untuk jurnal kami. Seperti yang dipahami, kedudukan jurnal dalam sebuah institusi seperti roh dalam jasad manusia, sehingga institusi kurang diperhitungkan jika SDM yang berada dalam instansi tersebut tidak pernah mempublikasikan karya-karya yang dibuat- nya, olehnya itu jurnal dibuat sebagai wadahnya.

Kami sadari betul dalam menjalankan tugas sebagai penanggung jawab jurnal, banyak kendala-kendala yang kami hadapi mulai dari persoalan teknis sampai ke persoalan SDM itu sendiri. Jujur, SDM di Prodi kami terkait dengan penulis yang masih minim. Kesadaran dosen dalam publikasi tulisan di jurnal masih minim sehingga dosen-dosen harus didampingi.

Di instansi lain, kesadaran dosen-dosen dalam kepenulisan sangat besar berbanding terbalik dengan yang kami rasakan di instansi kami. Jika diinstansi lain kita akan temukan dosen-dosen berlomba untuk memasukkan tulisannya dalam jurnal tetapi, tidak berlaku untuk dosen-dosen Prodi kami. Untuk mengisi tulisan dalam jurnal kami, tim redaksi harus bekerja keras dengan menghubungi dosen-dosen secara langsung.

Jurnal kami termasuk jurnal baru di kampus. Jurnal ini baru aktif 2 tahun terakhir dengan publikasi 40 artikel penelitian (terbit 1 tahun 2 kali setiap edisi terbit memuat 10 artikel). Kami sadar, Jurnal Tarbawi perlu perbaikan lebih mendalam, tulisan-tulisan yang di dalamnya pun masih jauh dari predikat berkualitas. Tidak dimungkiri, sebagian dari dosen-dosen kami di Prodi dalam menulis, terkadang mengambil jalan pintas dengan memasukkan hasil penelitiannya bersama mahasiswa yaitu “skripsi”.

Kami sangat menyadari bahwa sah-sah saja dosen mempublish tulisan mahasiswa “skripsi” yang notabenenya sebagai dosen pembimbing, tetapi bagi saya hal ini mempunyai plusminus. Plusnya, dosen yang tidak aktif dalam menulis akan terbantu tetapi minusnya membuat dosen-dosen malas untuk meneliti/menulis sehingga penelitian yang harusnya dosen bersangkutan turun langsung ke lapangan sulit terwujud ditambah lagi dengan adanya penelitian dengan status “skripsi” yang dimasukkan dalam sebuah jurnal, mengurangi kualitas jurnal itu sendiri.

Langkah konkret pun, kami lakukan untuk membuat jurnal kami, sebagai jurnal yang berkualitas dengan meminimalisir tulisan-tulisan dosen yang berstatus “skripsi” mahasiswa. Sehingga ini diharapkan bisa memacu semangat dosen-dosen yang ada di Prodi kami agar tidak tergantung lagi dengan “skripsi”. Tentu, tulisan hasil penelitian yang bagus akan bermanfaat bagi masyarakat.

Inilah curhatan saya, bukan bermaksud mengucilkan maupun menyudutkan orang-orang tertentu tetapi sebagai bahan refleksi bersama untuk menghasilkan kualitas yang diharapkan secara bersama.

*Penulis adalah peserta TOT Relawan Jurnal Indonesia

Share:

On Key

Most Popular Posts