Belum Pernah Terbayangkan Sebelumnya

ID. 064-26022018-111438-047-02


Menjadi pengelola jurnal tidak pernah saya bayangkan sebelum- nya. Biasanya saya cuma mengurus pencairan dana kegiatan jurnal di DIPA. Di lingkup kampus kami, mungkin sayalah satu- satunya pengelola jurnal yang bukan berasal dari dosen tetapi dari pejabat struktural. Ini juga sempat disoroti oleh pengelola jurnal lain di kampus kami, namun tentunya pimpinan Fakultas menunjuk dengan banyak pertimbangan.

Semenjak alih status sekolah tinggi menjadi institut tahun 2015 fakultas kami memisahkan diri dengan fakultas induknya, otomatis segala pengelolaan diberikan secara otonom kepada fakultas kami. Tuntutan untuk mempublikasikan karya ilmiah yang senafas dengan fakultas kami menjadi prioritas sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Jurnal kami merupakan jurnal ilmiah yang memuat hasil-hasil riset mutakhir dan menjadi media komunikasi ilmiah bagi para dosen, peneliti, peminat, dan atau pemerhati dalam bidang ekonomi dan bisnis Islam yang kami rencanakan terbit dua kali dalam setahun, setiap bulan Juni dan Desember.

Keterbatasan personil yang akan mengelola jurnal menjadi hambatan terbesar di tengah niat untuk menerbitkan jurnal baru ini. Saya secara pribadi merasa diberi beban yang membuat sesak nafas karena tidak memiliki pengalaman dan bingung harus mulai dari mana.

Hampir setahun kami mencari artikel untuk dimuat di jurnal kami yang baru akan terbit perdana. Kepercayaan penulis belum ada. Kami harus menghubungi teman-teman dari luar kampus dan dalam kampus untuk berkenan memasukkan tulisannya di jurnal kami. Kami berkomitmen untuk membawa jurnal kami terakreditasi, oleh karena itu kami mengupayakan artikel dari dalam 40% dan dari luar 60%. Namun rupa- nya hal itu tidaklah mudah. Artikel yang baik dan sesuai standar yang kami tetapkan tidak banyak, target 10 artikel tidak bisa kami penuhi, itupun dari artikel yang masuk kami harus benahi sendiri mengikuti gaya selingkung jurnal kami, sungguh saat itu merupakan saat-saat yang berat.

Di pertengahan tahun 2016 kami memberanikan diri untuk me- launching jurnal kami dengan 8 artikel saja. Dan saat itu kami putuskan akan komitmen memuat 8 artikel saja per edisi, dengan 5 penulis dari luar dan 3 penulis dari dalam. Ketika itu kami harus mengurusi semua administrasi jurnal untuk menuju akreditasi sebagai cita-cita besar kami, kami sadar hal itu berat tetapi sudah kepalang basah, mengapa tidak mandi sekalian. Kami memberanikan diri untuk langsung OJS dengan mengurus bersama ISSN print dan ISSN online. Walaupun diantara kami, khususnya  saya  tidak  memiliki  basic  IT.  Saya  benar-benar  buta  dan parahnya urusan OJS diserahkan sepenuhnya kepada saya. Saya harus belajar setup OJS, system plugin, dan lain-lain yang sama sekali baru bagi saya. Suatu masa karena salah klik, setup yang saya buat tidak tersimpan dan menyebabkan tampilan OJS nya kacau, saya lemas dan menangis karena apa yang saya kerjakan seharian tidak ada hasil. Saya pun mengulanginya dengan meminta bantuan IT kampus, itu pun cuma diajar dasarnya saja dan diminta untuk melanjutkannya sendiri. Saat itu saya bertekad untuk belajar terkait OJS ini.

Belum selesai masalah IT muncul lagi masalah baru yakni dosen-dosen senior yang tidak bisa mengirimkan artikelnya baik di OJS maupun via email. Mereka menuntut menyerahkan secara manual dan meminta kami yang memproses registrasinya. Bukan hanya itu, karena tuntutan kenaikan pangkat mereka sedikit memaksa untuk “mewajibkan” artikelnya dimuat di jurnal kami. Hal ini bagai buah simalakama di saat ghirah kami yang menggebu-gebu memuat artikel yang baik dan berkualitas. Karena tuntutan itu kami harus membedah jurnal mereka agar layak diterbitkan di jurnal kami. Mungkin jurnal kami tidaklah ideal seperti kakak-kakaknya jurnal lain yang sudah jauh lebih dulu eksis di kampus tetapi tekad kami untuk memperbaiki mutu di awal semoga menjadi ladang ibadah bagi seluruh pengelola jurnal kami yang cuma berjumlah 2 orang. Pengetahuan pengelolaan jurnal yang minim, personil yang kurang, dan tekanan internal benar-benar menguras emosi dan tenaga.

Alhamdulillah, workshop pengelolaan jurnal yang diselenggarakan oleh LP2M Institut dengan mendatangkan pakar jurnal, serta kegiatan pengelolaan jurnal yang saya dan teman-teman ikuti di Semarang menjadi suplemen penguat di tengah “kebingungan pengelolaan” kami. Ini menjadi titik balik yang sedikit menggembirakan, jurnal kami menyusul kakak- kakaknya bahkan sebagian jurnal terlampaui dengan terindeks nya jurnal kami di DOAJ, IPI, SINTA dan beberapa indeksasi lain.

Namun masalah belum selesai sebab kami sadar tampilan jurnal kami belum masuk kategori ideal, begitupun dengan artikel yang kami muat karena belum memaksimalkan peran reviewer, kerja keras me-review itu masih dilakukan oleh editor. Kekurangan jurnal kami ini, ingin kami kejar dengan bergabung bersama teman-teman RJI dan mengikuti kegiatannya. Mengambil dan berbagi ilmu dan pengalaman untuk sukses berjamaah.

*Penulis adalah peserta TOT Relawan Jurnal Indonesia

Share:

On Key

Most Popular Posts