Mengelola Jurnal itu Berat

ID. 052-26022018-023812-040-02


Mengelola jurnal bukan pekerjaan mudah, karena membutuhkan ketekunan dan waktu. Tetapi banyak yang menganggap enteng pekerjaan mengelola jurnal. Banyak yang menyampaikan kalau mengelola jurnal cukup bekerja enam bulan sekali. Mereka berkomentar jurnal terbitnya enam bulan sekali, jadi santai pekerjaannya. Padahal pengelola bekerja tiap hari.: menghubungi penulis, reviwer dan editor. Sehingga karena punya pemikiran demikian, pengelola kurang didukung untuk kegiatan sehari-harinya. Kadangkala pengelola harus mengeluarkan uang sendiri untuk beli pulsa (menghubungi penulis, reviewer dan editor), beli kuota karena koneksi internet yang sering tidak ada, biaya lembur (kerja sampai larut di kantor).

Pekerjaan pengelola bertambah berat ketika dituntut bekerja sendiri (stand alone). Penulis kurang koperatif dalam melakukan proses bisnis penerbitan. Penulis hanya menyerahkan file mentah tanpa memperhatikan aturan dan selingkung yang telah dibuat. Ketika dihubungi cukup mengatakan “Silakan gimana baiknya saja”. Sehingga pengelola dalam posisi dilema: naskah ditolak tidak mungkin karena perlu naskah untuk diterbitkan, naskah diterima kurang memenuhi syarat. Apa yang dilakukan? Pengelola memperbaiki naskah penulis sehingga memenuhi syarat. Komunikasi dengan penulis kurang berjalan dengan baik. Penulis biasanya menghubungi pengelola mendekati jadwal penerbitan, dengan menyampaikan pertanyaan “kapan naskah saya terbit?”

Mengelola jurnal berat, karena hanya dikerjakan oleh dua orang yang diangkat melalui sk pimpinan yang berlaku setahun. Pengangkatan tanpa perkaderan: membuat pengelola baru harus beradaptasi dengan dunia jurnal. Bekerja keras untk memahami proses bisnis,tata kelola, dan tata penulisan.

Waktu semakin tersita ketika pengelola mendapatkan hibah. Banyak kegiatan yang harus dilakukan, ditambah dengan membuat laporan administrasi yang sulit. Beratnya pekerjaan pengelola berdampak pada karir pengelola sendiri. Dikarenakan waktunya habis untuk mengurus jurnal, sehingga pekerjaan pribadi pengelola banyak terabaikan. Naskah pribadi pengelola sering dikesampingkan, produktivitas menulisnya menurun. Karya yang dihasilkan sangat minim: menulis buku, menulis karya ilmiah, melakukan penelitian.

*Penulis adalah peserta TOT Relawan Jurnal Indonesia

Share:

On Key

Most Popular Posts