Mengelola jurnal ilmiah adalah suatu pengorbanan tanpa pamrih yang harus dijalankan sebagai salah satu tugas tim editor. Jurnal ini awalnya dibentuk pada tahun 2012 dengan tujuan sebagai wadah artikel-artikel ilmiah bidang pertanian. Mengelola jurnal bukan sekadar menjalankan kewajiban sebagai tim editor, tetapi juga menjadi bagian dari pengabdian. Hal yang menarik dan sekaligus merupakan permasalahan utama dalam mengelola jurnal adalah sulitnya mendapatkan artikel yang akan dipublikasikan. Untuk mendapatkan artikel, pernah dicoba dengan menjaring naskah di tingkat internal kampus.

Fenomena yang muncul adalah beragamnya persepsi tingkat internal terkait Jurnal kami. Sebagian besar peneliti internal kampus ternyata juga masih ragu untuk melakukan publikasi di Jurnal kami. Berdasarkan hal tersebut, terdapat dua asumsi ketidak-bermintan mereka melakukan publikasi. Pertama, mereka tidak memiliki bahan untuk dipublikasikan. Artinya, mereka tidak melakukan penelitian. Padahal setiap tahun, dosen harus melakukan penelitian, walaupun secara mandiri. Asumsi kedua, sebagian dosen tidak mengetahui atau tidak memahami tentang publikasi ilmiah. Jika ternyata penyebabnya adalah asumsi kedua, maka Allahu wa’lam bisahwab.

Bukan hanya mencari artikel, tetapi juga yang paling sulit dan mendukakan adalah saat melakukan penyuntingan atau editing naskah yang ternyata tidak sesuai dengan gaya selingkung jurnal. Tahapan inilah yang cukup banyak menyita waktu. Boleh dikatakan bahwa waktu tidur atau istirahat tersita begitu banyak demi membaca dan memahami maksud dan tujuan tulisan yang masuk di meja redaksi. Wajarlah jika sebagian besar pengelola jurnal mengatakan bahwa orang-orang yang mau mengelola jurnal adalah mereka yang memiliki “usus panjang” (sabar). Padahal semua kesulitan yang dialami pengelola jurnal sebenarnya bukan untuk diri pengelola jurnal sendiri, tetapi lebih pada menyangkut perubahan nasib penulis. Utamanya jika akan digunakan untuk kenaikan jabatan fungsional. Pengorbanan pengelola jurnal tidak sebanding dengan nilai rupiah yang diterima. Pengelola jurnal kami berikhtiar untuk tidak digaji.

Tahun 2012 merupakan tahun perdana terbitnya Jurnal kami dengan memuat tujuh naskah yang berasal dari internal kampus. Tim editor bersemangat dan mendorong dilakukannya promosi ke berbagai perguruan tinggi. Saat itu hanya di sekitar area Ajatappareng yang mencakup Kabupaten Enrekang, Kabupaten Sidenreng Rappang, Kabupaten Pinrang, Kabupaten Wajo, Kabupaten Soppeng, dan Kabupaten Barru. Pada penerbitan tahun kedua, promosi diperluas ke perguruan tinggi di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Alhamdulillah pada Volume 2 Nomor 2, naskah sudah berasal dari berbagai perguruan tinggi. Keadaan ini justru memunculkan spekulasi bahwa para penulis dari internal kampus tidak percaya dengan Jurnal kami. Hal tersebut justru menjadi penyemangat tim editor untuk menunjukkan jati diri jurnal sebagai media publikasi yang suatu saat akan menjadi panutan di tingkat internal kampus.

Tahun 2013 merupakan tahun ketiga bagi Jurnal kami. Saat itu menjadi tahun yang rumit dan beban bagi seluruh pengelola jurnal. Hal ini terkait kebijakan pendidikan tinggi tentang publikasi ilmiah dan publikasi yang diakui, yaitu jurnal online atau jurnal elektronik. Kebijakan tersebut justru menjadi motor bagi Jurnal kami untuk jauh menjadi lebih baik. Melalui berbagai pelatihan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, para pengelola jurnal dikenalkan sistem manajemen publikasi berbasis elektronik yang dapat diakses secara daring. Ini merupakan tahun pertama saya mengenal pengelolaan jurnal dengan menggunakan OJS.

Bahkan kali pertama juga mendapat informasi bahwa jurnal internasional sudah lama dikelola dengan sistem online. Setelah mengikuti pelatihan OJS, pengelola Jurnal kami menjadi terpacu untuk meng-online– kan Jurnal kami, sehingga dapat diakses melalui online. Diperlukan kebijakan perguruan tinggi untuk melegalisasi pengelolaan jurnal secara elektronik dengan memberikan subdomain khusus untuk publikasi jurnal. Ternyata permohonan ini tidak disetujui. Bagi kami, hambatan tersebut bukan masalah untuk mencapai tujuan menjadikan jurnal elektronik.

Tahun 2014, Jurnal kami sudah terbit secara elektronik. Semua itu hasil kerja keras pengelola melalui pelatihan dan belajar dari “Om Google” dan “Tante Yahoo”. Ternyata uji coba melalui local hosting yang dilakukan saat pelatihan, tidaklah semudah saat ‘dilepas’ di dunia maya. Tim editor mulai mengenal domain dan hosting. Sampai saat ini, Jurnal kami tidak menggunakan website perguruan tinggi. Kami menyadari bahwa semua ini adalah perjalanan dalam mencari ilmu.

Jurnal kami merupakan jurnal berbasis OJS pertama di Kota Parepare. Meskipun demikian, jurnal ini telah memublikasikan beberapa artikel yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Kami berharap agar Jurnal kami terus berkembang menjadi baik dan semakin maju seiring dengan perubahan kebijakan pemerintah. Hingga hari ini, Jurnal kami telah diindeks oleh beberapa lembaga pengindeks, walaupun indeks tersebut masih dalam kategori rendah. Hal ini akan terus mendorong pengelolaan jurnal untuk menuju pada perubahan yang lebih baik sehingga diakui di tingkat internal, nasional, dan internasional. Untuk mencapai perubahan tersebut, pengelola perlu belajar dan berguru. Salah satunya berguru di perkumpulan pengelola jurnal tingkat nasional, yaitu Relawan   Jurnal   Indonesia.   Inilah   yang   melatarbelakangi   sebagian pengelola jurnal menganggap penting untuk menjadi bagian dari Relawan Jurnal Indonesia.

 

Share:

On Key

Most Popular Posts