Dorong Peningkatan Mutu Publikasi Ilmiah, PSPI Gelar Kajian Publikasi Ilmiah Seri 01

22 Maret 2021 – Yogyakarta, Sekretaris Pengurus Pusat Relawan Jurnal Indonesia (RJI), Arbain, membuka agenda Kajian Publikasi Ilmiah “PSPI” Seri 01 dengan tema “Bibliometrik dan Manfaatnya bagi Pengelola Jurnal” melalui platform Zoom meeting yang dihadiri lebih dari 130 peserta.

“Agenda ini merupakan kegiatan bedah paper dimana hasil diskusi ini diharapkan menjadi calon riset yang akan dilakukan oleh PSPI,” kata Arbain dalam sambutannya di webinar Kajian Publikasi Ilmiah Seri 01, Sabtu (20/03).

Pusat Studi Publikasi Ilmiah (PSPI) merupakan sebuah divisi di bawah Relawan Jurnal Indonesia yang diresmikan pada 8 Februari 2020. PSPI menjadi pusat kajian publikasi ilmiah pertama di ASEAN yang diharapkan dapat menelurkan kajian-kajian terkait peningkatan mutu dan kualitas dengan memperhatikan tren dan isu pengelolaan berkala elektronik di dunia. PSPI dilahirkan menjadi bukti peran dan sumbangsih Relawan Jurnal Indonesia, ujar Arbain.

“Kajian Publikasi Ilmiah “PSPI” akan rutin diselenggarakan tiap sebulan sekali dengan cakupan kajian yang ada di Publetters,” imbuhnya.

Sebagai narasumber perdana dalam kegiatan ini, PSPI turut mengundang Eric Kunto Aribowo, S.S., M.A. sebagai Koordinator PSPI dan Dr. Muhammad Irfan, M.Pd. selaku Moderator dalam kegiatan ini.

“Adapun muatan materi yang disampaikan dalam kegiatan ini terdiri dari defisini Bibliometrik, top 10 penulis global dan nasional tentang Bibliometrik, basis data yang digunakan, software yang digunakan serta live demonya, dan manfaatnya bagi pengelola jurnal,” ujar Eric Kunto selaku narasumber.

Eric menjelaskan, Bibliometrik merupakan salah satu cabang paling tua dari ilmu perpustakaan dan digunakan sebagai metode untuk mengukur atau menganalisis buku/literatur dengan menggunakan pendekatan matematika dan statistika.

“Terkait paruh hidup literatur itu merupakan rentang waktu di mana suatu literatur dikutip sebanyak 50% (separuh). Jika paruh hidup suatu jurnal dikatakan 5 tahun maka rujukan yang digunakan pada artikel-artikelnya setengahnya adalah terbitan 5 tahun terakhir.” imbuh Eric dalam webinar.

“Ini akan sangat berbeda antara disiplin ilmi satu dengan yang lain. Bidang hukum misalnya, paruh hidupnya 15 tahun. Untuk bidang fisika bisa 5 tahun, berbeda pula dengan bidang kajian budaya yang cenderung lebih lama,” tambah Eric.

“Dari artikel yang disampaikan tadi, yang ditulis oleh pustakawan memang sepertinya dilakukan dengan cara manual. Oleh sebab itu, data yang ditampilkan dalam bentuk tabel dengan menulis semua frekuensi kata kunci yang ditemukan. Dengan munculnya beberapa software seperti VOSviewer memang membantu dan memudahkan peneliti, imbuhnya.

Eric menambahkan, adapun manfaat Bibliometrik bagi pengelola jurnal ialah dapat melakukan identifikasi keunikan jurnal secara spesifik. Bibliometrik mengisyaratkan bahwa pentinya metadata artikel pada terbitan ilmiah.

“Dimensions dan VOSviewer dapat dimanfaatkan untuk menganalisis Bibliometrik jurnal-jurnal yang memiliki DOI dan untuk hasil yang maksimal, perlu kolaborator dari kalangan pustakawan,” tutup Eric.

Unduh materi:

https://doi.org/10.5281/zenodo.4626366

Share:

On Key

Most Popular Posts