Dari Repositori ke Jurnal

ID. 077-26022018-221454-059-02


Beberapa yang ingin saya utarakan mengenai keluh kesah menjadi bagian dari pengelola jurnal. Saya di sini bertindak sebagai journal manager dan juga editor pada sebuah jurnal di kampus saya. Saya direkrut 2 bulan setelah saya bergabung dengan kampus tempat saya mengabdi saat ini. Saya dipanggil untuk bergabung dalam sebuah lembaga di kampus sebagai anggota bidang repository dan juga ditunjuk sebagai pengelola jurnal di salah satu jurnal sosial di universitas saya. Setelah menjalani 4 bulan sebagai pengelola jurnal, saya akan utarakan beberapa hal yang saya alami dalam perjalanan mengelola jurnal seperti:

Pertama, author yang ingin cepat-cepat ingin mengetahui bahwa artikelnya ingin cepat-cepat dipublish, padahal direview saja belum.

Kedua, author yang belum mengerti penerapan 100% OJS, mereka masih sering mengirimkan data melalui email melalui contact support. Alasan author adalah mereka terbiasa dengan penggunaan email. Padahal dalam penilaian Arjuna bahwa penggunaan OJS masuk dalam aspek penilaian.

Ketiga, masih belum jelasnya sistem kerja di tempat saya, dan menurut saya perekrutan saya di jurnal ini pun sangat tidak sesuai, mengingat bahwa ilmu saya sudah jelas sekali mengarah ke ilmu eksak namun tetap ditempatkan di posisi dewan editor. Proses review yang tidak segera ditindaklanjuti, saya sudah mengemukakan ingin direview ke siapa tetapi tidak ada jawaban, sehingga terkesan bahwa artikel author tidak di- respons. Sehingga berdampak pula pada waktu pemrosesan layout cetak yang terkesan memakan waktu lama padahal itu disebabkan karena waktu review yang terbuang. Kemudian karena waktu review lama meng- akibatkan diburu-buru oleh chief editor karena waktu.

Keempat, ditunjuknya saya yang baru 5 bulan dan masih baru dalam pengelolaan jurnal serta belum pernah mengikuti workshop penting terkait jurnal untuk menjadi pembicara dihadapan pengelola jurnal yang lain, padahal ilmu yang saya dapat masih di bawah pengelola yang lain.

Kelima, pembagian honor di pengelolaan yang terkesan tidak transparan menurut saya baik itu menyangkut diri saya pribadi maupun reviewer, padahal saya tahu berapa angka yang turun dari pusat, karena saya mendapatkan info ini dari mantan jurnal manager yang lama yang juga mengalami nasib seperti saya.

Keenam, menurut saya penggunaan reviewer dan editor di Jurnal saya ini hanya terkesan meminjam nama saja. Karena jarang sekali chief editor melakukan kontak dengan editor lain baik itu editor lokal, regional ataupun nasional. Akibatnya saat-saat terakhir penutupan submission, artikel menjadi bertumpuk dan hanya di-review oleh chief editor saja dan personil sekitar yang kurang sesuai dengan personil editor yang telah disebutkan pada editorial team.

Ketujuh, menurut pendapat saya bahwa jurnal yang saya kelola ini memiliki cakupan ilmu yang cukup luas, sehingga artikel yang masuk cenderung berbeda beda dan kurang spesifik dalam focus and scope.

Kedelapan, kurangnya personil yang terlibat dalam jurnal.

Namun di balik keluh kesah saya ini, saya juga mendapat banyak ilmu dalam bidang pengelolaan jurnal khususnya dan pengalaman dalam bidang akademik pada umumnya karena pengelolaan jurnal sangat erat kaitannya dengan bidang akademik. Jurnal ini masih berumur 1 tahun karena baru mengeluarkan 1 volume dan 2 nomor dalam setahun, membuat saya masih memiliki kesempatan besama teman-teman yang lain untuk bersama-sama mengembangkan Jurnal di lingkungan kampus baik dari segi desain website, layout template artikel, dll. Dengan mengelola jurnal membuat saya banyak diikutkan untuk acara-acara yang berkaitan dengan jurnal, contohnya saya diikutkan pada acara ToT yang diadakan oleh RJI ini.

Pada akhir cerita saya ini, saya hanya bisa berharap semoga jurnal tempat saya ini menjadi lebih profesional dan lebih baik lagi dari sebelumnya. Baik dari segi penulisan artikel, pembagian honor, pembagian kerja, pemanfaatan OJS. Menjadi jurnal yang bisa terindeks international berkelas seperti Scopus, Thomson, dll.

Sukses selalu untuk jurnal saya.

*Penulis adalah peserta TOT Relawan Jurnal Indonesia

Share:

On Key

Most Popular Posts

Integrasi AI dan Strategi Indeksasi Global

SAMARINDA – Relawan Jurnal Indonesia (RJI) kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pengelolaan jurnal di Indonesia dengan menggandeng Universitas Widya Gama Mahakam (UWGM) Samarinda. Mereka

Секса Видео

xxxx

Секса Видео

pornos

geiltubexxx

C99 Shell

xxx gou

xxxx

bfxxx

xxxwww

POSKOBETPOSTOTO787SUNDA787SUNDA787ASIABET777ASIABET777KAWAHTOTOKAWAHTOTOEMAS787EMAS787POSKOBETPOSKOBETPOSKOBET

PENGUMUMAN

Kebijakan Baru Brand dan Logo Relawan Jurnal Indonesia

Kami mengingatkan kepada seluruh pihak bahwa penggunaan logo Relawan Jurnal Indonesia (RJI) wajib mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan dalam Brand Guidelines . Penggunaan logo di luar ketentuan yang berlaku dapat mengakibatkan tindakan hukum atau sanksi dari pihak berwenang.

Relawan Jurnal Indonesia tidak bertanggung jawab atas segala tindakan atau kebijakan yang diambil oleh jurnal atau organisasi yang menggunakan logo kami tanpa izin atau di luar ketentuan yang berlaku. Untuk melihat daftar organisasi resmi yang bekerjasama dengan RJI, Anda dapat mengunjungi laman berikut Organisasi Resmi