Mengurus Jurnal tidak “Bim Salabim”

ID. 080-26022018-225653-061-02


Jurnal ataupun artikel ilmiah, merupakan kata yang familiar terdengar, berbeda dalam makna. Diri ini malah terkadang menganggap artikel ilmiah itu adalah suatu jurnal. Pemahaman yang benar-benar minim, ketika belum berkesempatan untuk mengikuti seminar, workshop, maupun mengikuti pelatihan terkait istilah jurnal tersebut.

Itu cerita beberapa tahun lalu, tahun ini ketika berkesempatan untuk ikut serta dalam kegiatan sejenis, sudah beda yang dirasakan, mulai ada ketertarikan dan koneksi yang tersambung ketika pakar-pakar jurnal berbicara panjang lebar. Mulai bisa memahami apa yang mereka sampaikan.

Pengelola jurnal, bukanlah pekerjaan asal jadi yang tidak butuh ilmu dan keterampilan. Berkenalan dengan OJS sudah mulai memusingkan kepala, pikiran, dan mempengaruhi nafsu makan. Terasa beda dan seperti masuk ke dalam hutan, gelap tiada berpenerang, hanya keteguhan yang membawa diri untuk terus bertahan.

Bergabung sebagai pengelola jurnal sungguh sangat menantang. Terutama ketika waktu publish sudah mendekati, dan banyak artikel yang masuk. Beragam jenis artikel, dan bervariasi model yang ditawarkan meskipun template sudah disediakan dengan jelas. Proses review menjadi sulit ketika para author yang mengirimkan naskah malah tidak membaca dengan jelas panduan penulisan, bahkan tidak tahu bagaimana cara submit naskah.

Ingin marah tentu, tetapi hanya sebatas angan. Bagaimanapun mereka sudah berpartisipasi dalam memperbanyak tulisan yang masuk, meskipun seharusnya harus direject tulisan tersebut. Namun editor yang baik hati terkadang masih meluluskan artikel tersebut sehingga bisa dipublish. Perasaan menjadi semakin tidak enak ketika yang meluluskan tulisan tersebut adalah editor in chiefnya langsung. Tanpa banyak catatan, tulisan tersebut di OK kan dan dilanjutkan proses editing.

Sayangnya di tempat kami, tidak ada ketentuan bahwa editor dan pengelola yang lain berhak untuk mengembalikan tulisan author yang tidak sesuai terutama tulisan milik pejabat-pejabat kampus. Sungguh disayangkan di saat ingin agar pejabat tersebut memberikan contoh pada yang lain, malah mereka yang membuat keonaran itu semakin menjadi.

Kondisi editor in chief yang juga tidak mau tahu, bahkan terkesan acuh terhadap perkembangan OJS menambah kesedihan di hati. Dia melimpahkan urusan jurnal pada editor dan bawahannya, tanpa mau belajar bagaimana keberadaan sistem ini. Berat, saya berharap perlu adanya upaya untuk memahami sedikit terkait jurnal, terutama oleh editor in chief.

Masalah lain muncul ketika tulisan dari luar kampus berduyun masuk, dan mengajukan diri untuk di-publish sesegera mungkin. Pengelola jurnal tentu akan berbahagia dan menyambut gembira kedatangan mereka. Harapan agar bisa terakreditasi dua tahun lagi kembali bersemi di jiwa. Kenyataan tidak selalu sesuai harapan. Tidak semuanya bersemangat merevisi artikel yang telah direview. Malah sengaja berleha-leha dengan berbagai kesibukan di kampus yang tidak kunjung ada batasnya.

Ketika waktu deadline sudah datang, masih saja revisian dari author luar kampus belum nampak batang hidungnya. Padahal sudah harus publish agar konsisten sesuai jadwalnya. Berkali-kali dingatkan masih saja membisu, sehingga diputuskan untuk publish hanya judulnya saja, artikel menyusul hingga waktu yang tidak ditentukan.

Pengelola jurnal, bekerja double antara melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan meluangkan waktu untuk membantu proses publish artikel kampus. Terkadang sulit membagi waktu, namun rasa tanggung jawab menjadi alasan utama untuk tetap terus berusaha membantu mem- publish-kan artikel kawan yang lain.

Niat yang ikhlas, dan mengharapkan ladang pahala kunci untuk bertahan. Hingga taka da lagi alasan untuk bertahan. Bagaimanapun juga, pengelola jurnal juga manusia, yang bisa menangis dalam hati jikalau pekerjaannya dianggap tidak berarti bagi yang lain. Tidak ingin yang berlebihan, hanya berikan support pada pengelola agar tetap semangat berjuang demi kemaslahatan bersama.

*Penulis adalah peserta TOT Relawan Jurnal Indonesia

Share:

On Key

Most Popular Posts

Integrasi AI dan Strategi Indeksasi Global

SAMARINDA – Relawan Jurnal Indonesia (RJI) kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pengelolaan jurnal di Indonesia dengan menggandeng Universitas Widya Gama Mahakam (UWGM) Samarinda. Mereka

Секса Видео

xxxx

Секса Видео

pornos

geiltubexxx

C99 Shell

xxx gou

xxxx

bfxxx

xxxwww

POSKOBETPOSTOTO787SUNDA787SUNDA787ASIABET777ASIABET777KAWAHTOTOKAWAHTOTOEMAS787EMAS787POSKOBETPOSKOBETPOSKOBET

PENGUMUMAN

Kebijakan Baru Brand dan Logo Relawan Jurnal Indonesia

Kami mengingatkan kepada seluruh pihak bahwa penggunaan logo Relawan Jurnal Indonesia (RJI) wajib mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan dalam Brand Guidelines . Penggunaan logo di luar ketentuan yang berlaku dapat mengakibatkan tindakan hukum atau sanksi dari pihak berwenang.

Relawan Jurnal Indonesia tidak bertanggung jawab atas segala tindakan atau kebijakan yang diambil oleh jurnal atau organisasi yang menggunakan logo kami tanpa izin atau di luar ketentuan yang berlaku. Untuk melihat daftar organisasi resmi yang bekerjasama dengan RJI, Anda dapat mengunjungi laman berikut Organisasi Resmi