#Siaran Pers Kemenristekdikti
Jakarta–Perkembangan jumlah publikasi Indonesia terindeks global mengalami peningkatan dari tahun 2016. Per 3 Agustus 2017, publikasi Indonesia berada di peringkat ke-3 diatas Thailand dan Vietnam dengan jumlah publikasi sebanyak 9.501. Sebelumnya di tahun 2016 Indonesia berada di peringkat ke-4 dengan jumlah publikasi sebanyak 11.865. Untuk itu, Nasir optimis di akhir tahun 2017 publikasi Indonesia mampu mencapai angka 15.000-17.000 dan dapat menggeser Singapura yang berada di peringkat ke-2 dengan jumlah publikasi sebanyak 11.130.
Sementara itu publikasi Indonesia terindeks Directory of Open Access Journals (DOAJ) per Juli 2017 menyebutkan Indonesia menempati peringkat ke-1 untuk negara ASEAN dan peringkat ke-3 dunia setelah Brazil dan United Kingdom dengan jumlah publikasi sebanyak 772 jurnal.
Melihat tren pertumbuhan publikasi Indonesia ini, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mendorong dosen, peneliti maupun mahasiswa untuk meningkatkan jumlah publikasi penelitian. Sebagai salah satu upayanya, diperkenalkan Science and Techology Index (SINTA) Versi 2.0 di Gedung D Kemristekdikti, Senayan, Jumat (4/8/2017) oleh Menristekdikti.
Pada kesempatan itu, Menteri Nasir didampingi Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Muhammad Dimyati, Sesditjen Penguatan Riset dan Pengembangan Prakoso, Direktur Sistem Riset Ira Nurhayati Djarot dan Kepala Biro Kerjasama dan Komunikasi Publik Nada Marsudi.
Sebelumnya SINTA versi 1.0 pertama kali diluncurkan pada 30 Januari 2017 di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
SINTA adalah sistem aplikasi yang dibuat untuk mendata publikasi dan sitasi nasional serta internasional dari dosen dan peneliti di Indonesia, sehingga dapat dipetakan kepakaran, dan dilakukan pemeringkatan kinerja penulis, institusi dan jurnal terbaik di Indonesia. SINTA diharapkan dapat memotivasi para dosen dan peneliti agar lebih giat menghasilkan publikasi.
Lebih jauh Nasir menambahkan, bahwa sistem ini ke depan juga akan menjadi bagian untuk mendorong kenaikan jabatan fungsional dosen dan juga peneliti.
“Ke depan para dosen mulai dari asisten ahli, lektor, lektor kepala, guru besar dapat menggunakan SINTA untuk pengajuan kenaikan jabatan fungsionalnya. Nanti akan kami komunikasikan kepada seluruh dosen melalui Dirjen Sumber Daya Iptek Dikti supaya bisa diakses oleh para dosen,” ungkap Nasir.
Menteri Nasir memaparkan beberapa pembaharuan pada SINTA versi 2.0 diantaranya pendaftaran penulis yang sebelumnya mendaftarkan diri secara manual sebanyak 17 ribu, di versi terbarunya secara otomatis penulis yang terdaftar sebanyak 32.218 dari 1.424 institusi dimana sebanyak 25.472 penulis sudah terverifikasi.
Pada SINTA versi 1.0 pendaftaran jurnalnya berjumlah 3.820 jurnal yang sudah elektronik dimasukkan tanpa evaluasi, SINTA versi 2.0 1.807 jurnal mendaftar ke arjuna 959 telah dievaluasi. Nasir juga menambahkan adanya perbaikan fitur dan tampilan supaya terlihat lebih internasional.
“Jumlah yang mengakses SINTA per 30 Januari-17 Juni 2017 adalah 78.644.768. Dimana berasal dari Amerika 24 juta, Eropa 545 ribu, Afrika 3.879, Asia (diluar Indonesia) 40 juta, Indonesia 14 juta, dan lainnya 95.889,” papar Nasir.
Sebagai apresiasi kepada para dosen dan peneliti, Menristekdikti akan memberikan penghargaan SINTA Award pada untuk penulis dengan publikasi terproduktif di SINTA, penghargaan jurnal ilmiah terproduktif di SINTA, dan penghargaan institusi dengan publikasi terproduktif di SINTA. Penghargaan ini akan diberikan pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS) ke-22 yang akan digelar di Kota Makassar pada 10 Agustus 2017 nanti.
Satya Herlina, Syarif, Firman Magek Sikumbang, Heni Sukmawati, Timeh Harahap, Widiasmi Pangestika,
Ira Djarot, Prakoso, Aldi
Biro Kerjasama dan Komunikasi Publik dan Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
Kemenristekdikti