”Bersama RJI, Berbagi Giatkan Publikasi”
Relawan Jurnal Indonesia (RJI), sejak awal berdirinya berkomitmen untuk mewujudkan pengelolaan jurnal elektronik yang berkualitas dalam menunjang publikasi ilmiah di Indonesia. Komitmen tersebut dibuktikan dengan dilaksanakannya Training of Trainer (TOT) yang ketiga pada tanggal 26 – 27 Juli 2019, di Grand Cakra Hotel, Malang. TOT merupakan agenda tahunan RJI yang dikemas dalam bentuk pelatihan untuk melahirkan para Tutor baru RJI. Acara tersebut dihadiri oleh 82 peserta dari berbagai institusi dari Perguruan Tinggi Negeri/Swasta di seluruh Indonesia.
Busro, selaku Sekretaris I RJI Pusat membuka acara dengan harapan agar TOT Tahun 2019 ini dapat menjadi wadah positif dalam pengembangan pengelolaan jurnal elektronik. Konsep pelaksanaan TOT tahun 2019 ini adalah pelatihan dan pembelajaran yang dikemas dalam bentuk interaktif dan praktikal. Pembelajaran ditekankan pada persamaan persepsi sebagai pengelola jurnal. Hal tersebut bertujuan agar pengelola jurnal dapat mengoptimalkan kesempatan TOT ini untuk belajar secara maksimal dan siap untuk mempraktikkan apa yang sudah mereka pelajari di tempat asal mereka masing-masing.
Hadir dalam acara, Uwes Fathoni selaku Ketua Korda Jawa Barat dan sekaligus pemateri TOT 2019. Uwes Fathoni membawa materi tentang prinsip pengelolaan jurnal. Saat ini, pengelolaan jurnal di Indonesia sudah dilakukan dengan cara pendampingan secara bertahap oleh kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti). Sehingga perbaikan jurnal untuk keperluan akreditasi dapat dilakukan dengan mudah. Dalam kesempatan yang sama, Uwes juga memberikan pemahaman mengenai: 1) mekanisme pengajuan jurnal, 2) penerbitan artikel, 3) Quick submit, 4) membuat issue, 5) normal submission, 6) ketentuan editorial jurnal, dan manajemen pengelolaan terbitan.
Dalam kesempatan yang sama, Helmi Suyanto selaku Tutor RJI Korda Jawa Tengah menjadi pemateri ketiga mengenai layout dan editing naskah secara manual. Helmi Suyanto mengawali materinya dengan memberikan praktik edit naskah artikel jurnal, terkait kerapatan antar baris dan huruf.
Tanzil Multazam, selaku Direktur Utama PT. Kresna Acitya Nusantara Mediatama turut hadir dalam acara dan memberikan materi mengenai layout dan editing naskah sesuai standar COPE dengan menggunakan sistem aplikasi editing crossmark. Mulai dari kejelasan jurnal, afiliasi, manajemen editing naskah hingga pemegang hak cipta dan tahunnya. Materi ini merupakan salah satu yang cukup penting untuk pengelolaan jurnal secara elektronik mengenai reference extractor (anystyle,io) dan layout converter (typeset, io, softlow, net).
Melalui editing article jurnal secara elektronik, pengelola jurnal tidak pelu bersusah payah dalam editing naskah secara manual. Mulai dari pemilihan template jurnal, edit tulisan dan lainnya dapat dilakukan secara otomatis melalui sistem aplikasi crossmark. Sehingga sistem pengelolaan jurnal elektronik dapat dilakukan secara efisien.
Dalam kesempatan yang sama, Tanzil selaku Direktur Utama PT. Kresna Acitya Nusantara Mediatama turut menjelaskan keberadaan RJI kepada seluruh calon Tutor. Ia menekankan bahwa, RJI merupakan organisasi non-profit yang bergerak dalam membantu pengelolaan jurnal elektronik yang berkualitas dan bereputasi nasional-Internasional. Sifat non-profit dari RJI ini membuatnya memerlukan organisasi atau badan usaha untuk menggerakkan kegiatan RJI. Atas amanat Rakernas RJI yang ke-2 di Kota Bandung, dibentuklah PT. Kresna, yang didirikan sebagai unit usaha yang bertugas memberikan dukungan dalam bentuk usaha pendanaan bagi perkumpulan RJI.
Selanjutnya, Eric Kunto juga turut hadir sebagai pemateri dan membicarakan mengenai Sains Terbuka dan Penerapannya di Indonesia. Eric kunto memberikan pemahaman mengenai keterbukaan publikasi di Indonesia beserta perannya untuk khalayak umum. Ia menyebutkan bahwa Kunci dalam sains terbuka adalah transparansi data yang dapat diakses dengan mudah. Selanjutnya, Eric Kunto juga menyebutkan kontribusi RJI dalam membantu peningkatan prestasi jurnal-jurnal yang terakreditasi DOAJ di Indonesia. Ia memaparkan data yang menunjukkan bahwa pada tahun 2016, jurnal yang ada di Indonesia hanya mencapai 241 buah, selanjutnya pencapaian ini melonjak signifikan pada tahun 2017 menjadi sekitar 613 jurnal yang sudah terindex DOAJ. Hal ini kemungkinan besar karena pengaruh kehadiran RJI dalam membantu pengelolaan jurnal secara elektronik hingga ke seluruh pelosok negeri.
Andri Putra Kesmawan, selaku Koordinator Pusat Relawan Jurnal Indonesia turut hadir sebagai pemateri sekaligus menutup acara TOT pada hari pertama. Andri memaparkan materi penutup TOT dengan memaparkan perjalanan terbentuknya RJI. Perjalanan terbentuknya RJI diceritakan mulai dari sejarah pembentukan dan perjalanannya selama tiga tahun ini, hingga rencana kedepan untuk menjadikan RJI sebagai pusat kajian publikasi ilmiah di Indonesia.
Acara TOT pada hari kedua diisi oleh sejumlah pembicara yang membawa materi-materi penunjuang publikasi dan pengelolaan jurnal. Pemateri pertama adalah Robbi Rahim yang membawa materi mengenai Indeksasi Jurnal Internasional. Robbi memaparkan bahwa Indeksasi Jurnal yang dilakukan oleh pemerintah dan juga pihak-pihak lain adalah usaha bisnis yang terselubung. Kegiatan indeksasi ini bahkan bisa menjadi peluang bisnis yang sangat menguntungkan. Ia juga menyarankan bahwa para pegiat publikasi di Indonesia untuk tidak mendewakan indeksasi, terutama indeksasi yang sering digadang-gadang oleh pemerintah, indeksasi scopus.
Pada sesi kedua, M. Ratodi selaku Tutor RJI hadir dalam acara dan menjadi pemateri mengenai Hak Cipta, Lisensi dan Kode Etik Publikasi Ilmiah. Materi ini merupakan hal yang sangat penting dalam pengelolaan jurnal ilmiah. Dalam paparannya, Ratodi menekankan agar calon Tutor RJI dapat memahami dengan benar implementasi dari materi yang dibawakannya, hal ini penting untuk menghindari penyalahgunaan publikasi ilmiah. Banyak kali ditemukan masalah-masalah dalam dunia manajemen penerbitan jurnal yang erat kaitannya dengan aplikasi dari kode etik publikasi, sehingga Calon Tutor RJI diharapkan dapat menjadi bagian dari problem solving dan meneruskan pengetahuan terkait pengelolaan jurnal ke seluruh pelosok negeri.
TOT juga memuat materi mengenai Akreditasi Jurnal Ilmiah yang dibawakan oleh Utama Alan Deta. Dalam materinya, Utama menekankan pentingnya para pengelola jurnal untuk mematok tujuan agar jurnal yang dikelolanya terakreditasi. Hal ini penting sebagai identitas yang menunjukkan kualitas pengelolaan, dan juga artikel yang dipublikasi dalam jurnal tersebut.
Sesi materi selanjutnya diisi oleh Zulidyana D. Rusnalasari dengan materi mengenai Public Speaking. Dalam presentasinya, Culidyana D. Rusnalasari berbicara mengenai keterampilan yang sangat patut untuk dipelajari dan dikuasai terutama dalam berbicara kepada khalayak ramai. Ia menekankan setidaknya tujuh hal penting dalam menguasai keterampilan berbicara di depan umum. Selanjutnya, Zulidyana D. Rusnalasari juga membagikan Teknik napas yang terbukti membantu mengurangi rasa cemas yang menjadi keadaan yang paling sering dikeluhkan oleh pembicara-pembicara pemula.
Acara TOT ke-tiga RJI pada tahun 2019 ini selanjutnya ditutup dengan Games yang dipandu oleh Uwes Fatoni dan Penyematan Baju Tutor. Penyematan Baju tutor dilakukan secara bergantian dengan pembacaan bersama pakta integritas dengan bimbingan Ahmad Harakan dan menyanyikan secara bersama-sama Hyme Relawan Jurnal Indonesia (RJI) yang diciptakan oleh Fadli Muslimin asal Korda Sulawesi Selatan dan dirrangement oleh Bapak Muhammad Aswat dari Korda RJI Sulawesi Barat.